Friday, June 18, 2010

ERTI SENYUMAN 1


Senyum..Merupakan lukisan rahsia hati..Tersirat seribu satu misteri..Yang sukar untuk diungkap..Senyuman yang terukir..Cantik dipandang..Sejuk hati melihat..Namun senyum yang diberi..Adakalanya palsu..Cuba menutup kesedihan dan kekesalan di hati..Kadang-kadang sering aku terfikir..Sejauh manakah ikhlasnya senyuman yang diberi..?

ERTI SENYUMAN

'Manis wajahmu ku lihat di sana
Apa rahsia yang tersirat
Tapi zahirnya dapat ku lihat
Mesra wajahmu dengan senyuman'
Begitulah bait-bait lirik dalam sebuah lagu nasyid dendangan kumpulan Raihan. Lagu ini mempunyai lirik yang cukup indah untuk dihayati ke dalam kehidupan seharian kita.Senyum itu indah. Senyum itu sedekah. Senyum itu iman.Tiada apa yang susah untuk menguntum sebuah senyuman? Sekadar menguntum senyum, berganda pahala yang bakal kita peroleh. Tidak sesekali rasa terhutang budi dalam mendermakannya. Apa hikmah senyuman ini?
Bukan setakat senyuman, malah teguran dengan gurauan yang menambah keakraban. Kekadang, teguran tanpa bahasa seperti mengangkat kening sudah memadai untuk mengatakan ‘hai’.
'Hati yang gundah terasa senang
Bila melihat senyum, hatikan tenang
Tapi senyumlah seikhlas hati
Senyumlah dari hati
Jatuh ke hati'
Kekadang ada rasa cemburu melihat mereka-mereka yang mempunyai senyuman manis dengan susunan gigi yang rapi. Mereka boleh senyum dan dalam masa yang sama ketawa hingga memperlihatkan gigi mereka yang rapi susunannya. Aku yang tak punyai senyuman manis ini kadang-kadang rasa malu untuk menguntum senyuman sebagaimana mereka. Bila aku fikir-fikirkan senyuman itu sebagai ibadah, aku juga tidak mahu ketinggalan dalam melaksanakannya. Biarlah aku terus menguntumkan senyuman aku ini, asalkan orang lain merasa ikhlasnya. Semoga rasa ikhlas itu akan bersinar dengan cahaya yang akan menutup segala kelemahan dalam senyuman aku.Senyum ni pun sebenarnya membawa pelbagai makna. Ada senyuman tawar, tak ada kena mengena dengan tepung tawar tapi sebuah senyuman orang yang berduka. Walau berduka, bibirnya masih setia untuk mengukir sebuah senyuman. Senyumnya ala kadar je sekadar membalas senyuman manis anda.
Ada juga senyum perli, senyuman menyindir. Senyuman begini tak elok tau! Senyuman perli ni agak lain macam sikit tapi kita faham ia bertujuan untuk memperlekehkan kita. Samada memperlekeh untuk tujuan menghina ataupun tujuan bergurau.Senyuman menggoda, senyuman penuh makna dengan harapan untuk mendapat perhatian. Ni lagilah lain macam. Dimulai dengan memandang-mandang diikuti dengan jelingan-jelingan manja kemudian menguntum senyuman yang konon-kononnya macho atau ayu. Kemudian, bermulalah ayat-ayat power. Dengan kata lain, senyuman gatal nak memikat.Sengih juga merupakan senyuman. Sengih ni bolehlah dikategorikan sebagai senyuman mengada-ngada. Tak ada angin, tiba-tiba je senyum. Kadang-kadang kita pun tak faham kenapa dia senyum. Orang yang tersengih ni kita boleh lihat ‘Poker Face’ mereka. Macam lagu Lady Gaga tu.Senyum manis adalah senyuman yang ikhlas datang dari hati. Ia bukan dibuat-buat tapi hadir disertai dengan rasa gembira di dalam hati mahupun dengan tujuan mengembirakan orang lain. Melihat senyuman begini mampu menghilangkan rasa gundah gulana. Mungkin juga mampu melahirkan rasa sayang pada seseorang individu itu.Tapi, sebaik-baik senyum adalah senyuman yang tidak memperlihatkan gigi sebagaimana senyuman Rasulullah S.A.W.
Namun begitu, aku tetap merasa pelik dengan sesetengah orang yang berat untuk melihat senyuman mereka. Adakah akan terhakis bilangan harta mereka bila mereka menguntum senyum? Ada antara mereka yang pernah makan semeja denganku. Ada juga yang pernah berbual semasa bersama menghisap rokok. Paling kurang pun ada antara mereka yang saling berurusan dalam hal-hal pekerjaan diwaktu bekerja. Yang menjadi kepelikkan aku, mengapa mereka seperti tidak menghiraukan kehadiran kita pada waktu-waktu yang lain ketika berselisih?Aku pernah mendengar kata orang tua-tua, jika kita kedekut dengan senyuman, kita akan kurang kawan. Bila mengingati kata-kata itu, aku segera melihat keadaan mereka tadi. Ya benar, mereka memang dikalangan orang-orang yang tidak mempunyai ramai kawan rapat. Mereka hidup dalam kehidupan mereka sendiri. Mereka jenis orang-orang yang walau tak buat kesalahan pun, orang tetap tak menyenangi mereka. Mungkin boleh dikategori sebagai orang yang sombong dengan senyuman. Dan mungkin, ada golongan-golongan tertentu sahaja yang layak untuk mendapat senyuman dari mereka.Aku pun kembali memuhasabahkan diri.
Ramaikah kawan aku? Cukupkah aku senyum pada kenalan-kenalan aku pada hari ini?
Adakah aku ada membuat orang terasa hati semasa berselisih tadi?
Atau adakah aku memilih-milih orang untuk menguntum senyuman pada hari ini? Semoga aku jauh dari perbuatan sebegini dan semoga aku akan mampu melihat senyuman mereka di lain kali biar sama-sama merasa nikmatnya sebuah senyuman.

Tuesday, June 15, 2010

Do You?

Do you feel me loving you
Do you feel me touching you
Do you feel me wanting you
Do you feel me honestly loving you
But i do have this fear
Fear for loving you
Fear for wanting you
Fear for lossing you
Let me love you the way i do
Let me love you just the way you are
Let me love you where ever you might
And let me love you for the rest of you
Do you feel me loving you?
Do you feel me so close in your heart?
Do you feel me missing you so much?
Do you feel me loving you honestly?
This is what i got left
The only things and feelings that i had for you
This is the only thing that i wanted to
And please dont take it away from me.
Do you feel me loving you?And yes i really do!

WHEN YOU LOVE SOMEONE

You’ll do anything.You’ll do all the crazy things
That you can’t explain.
You’ll fly to the moon,
or reach for the sun
When you love someone.
You’ll deny the truth,
believe the lies.
There will be times that you believe
you can really fly.
But your life has really just begun
when you love someone.
When you love someone and feel it deep inside,
and nothing else could ever change your mind.
When you want someone,
when you need someone,
When you love someone,
you’ll sacrifice.
Give everything you’ve got.
You won’t think twice.
You risk it all.
No matter what the cost
When you love someone.
You’ll fly to the moon
and touch the sun
when you love someone

ABOUT LOVE

To My Friends Who Are…MARRIED
Love is not about “it’s your fault”,
but “I’m sorry”,
not “where are you’
but “I’m right here”,
not “how couldyou”
but “I understand”,
not “I wishyou were”,
but “I’m thankful you are.”
To My Friends Who Are…ENGAGED
The true measure of compatibility is
not the years spent together but how
good you are for each other.

To My Friends Who Are…NOT SO SINGLE
Love isn’t about becoming somebodyelse’s “perfect person.”
It’s about
finding someone who helps you become
the best person you can be.

To My Friends Who Are…HEARTBROKEN
Heartbreaks last as long as you want
and cut deep as you allow them to go.
The challenge is not how to survive
heartbreaks but to learn from them.

To My Friends Who Are…NAIVE
H ow to be in love:
Fall but don’tstumble,
be consistent but not toopersistent,
share and never be unfair,
understand and try not to demand,
and get hurt but never keep the pain.

To My Friends Who Are…SEARCHING
True love cannot be found
where itdoes not truly exist,
nor can it behidden where it truly does.
Love is magic.
The more we hide it,
the moreit shows;
the more you suppress it,the more it grows.

*To My Friends WhoAre…PLAYBOY /GIRL TYPE*
Never say I love if you don’t care
.Never talk about feelings if theyaren’t there.
Never touch a life ifyou mean to break a heart.
Never lookin the eye when what you do is lie.
The cruelest thing a guy can do to agirl is to let her fall in love when
he doesn’t intend to catch her fall.

To My Friends Who Are…POSSESSIVE
It breaks your heart to see the one
you love happy with someone else butit’s more painful to know that the one
you love is unhappy with you.

To My Friends Who Are…AFRAID TOCONFESS
Love hurts when you break up withsomeone.
It hurts even more whensomeone breaks up with you.
But lovehurts the most when the person youlove has no idea how you feel.

To My Friends Who Are…STILL HOLDINGON
A sad thing about life is that whenyou meet someone who means a lot toyou,
only to find out in the end thatit was never bound to be and we justhave to let go.
To My Friends Who Are…SINGLE
Love is like a butterfly.
The more youchase it, the more it eludes you.
Butif you just let it fly, it would cometo you when you least expect it.
Love can make you happy but often times it hurts, but love’s only special whenyou give it to someone who is worthit. So take your time and choose thebest!
Three things never return:the past, the neglected opportunity,and the spoken word
-Pick from Another Social web

Friday, June 11, 2010

anda kepenatan

Manusia manakah yang tidak pernah merasa penat? Sekiranya ada yang tidak pernah terasa penat, kemungkinan besar dia bukan manusia. Saya berani menyatakan demikian kerana manusia memang telah disifatkan oleh Allah yang Maha Pencipta dengan sifat penat, semenjak daripada kejadian manusia yang pertama.

"sesungguhnya kami telah jadikan manusia dalam kepenatan" (al-Balad;4)
Dalam sesetengah terjemahan, "kabad" di terjemahkan sebagai menghadapi kesulitan dan kesukaran (jasmani dan rohaninya).
Benarlah janji Allah.

Manusia kepenatan dalam apa sahaja yang mereka lakukan. Pernah dengar ada orang yang penat makan, penat tidur, penat bermain, penat berhibur, penat bekerja dan lain-lain aktiviti yang akhirnya menjadikan seseorang itu penat. Adakah satu aktiviti yang tidak menjadikan sesorang itu penat? Walau seminat mana pun seseorang itu dengan sesuatu aktiviti, dia akan tetap penat. Dia akan perlukan rehat, perlu berhenti daripada aktiviti itu dan memulakan sesuatu aktiviti lain. Cuma satu jalan keluar daripada kepenatan. Mati. Itupun kalau kematian itu kematian yang baik. Jika tidak, akan lebih penatlah lagi.
Persoalannya, apakah yang memenatkan anda? Berbaloikah kepenatan itu? Ke manakah kepenatan itu akan membawa anda?
Berpenatlah dalam perkara yang menjanjikan keamanan di alam yang kekal. Tujuilah kerehatan yang abadi!

Nukilan: Zaizul Azizi @ http://zaizulazizi.wordpress.com/

MENANGISLAH BILA PERLU

Detik waktu bersama kelahiran seorang bayi dihiasi tangisan. Nyaring berkumandang menyaring segala suara yang menyapa telinga ibu.Lonjak hatinya memuncak gembira penawar sakit dan lesu. Lalu bermulalah sebuah kehidupan yang mewarnai bumi berpenakan hati, berdakwatkan air mata.Air mata adakalanya penyubur hati,penawar duka. Adakalanya buih kekecewaan yang menyempit perasaan, menyesak kehidupan. Air mata seorang manusia hanyalah umpama air kotor diperlimpahan. Namun setitis air mata kerana takutkan ALLAH persis permata indahnya gemerlapan. Penghuni Syurga ialah mereka yang banyak dukacitanya di dunia. Tidak berkumpul dua perkara dalam satu masa. Barangsiapa gembira di dunia akan berdukacita di akhirat. Barangsiapa yang banyak dukacitanya di dunia akan gembira di akhirat. Pencinta dunia menangis kerana dunia yang hilang. Perindu akhirat menangis kerana dunia yang datang. Alangkah sempitnya kuburku,keluh seorang Abid. Alangkah sedikitnya hartaku, kesal si hartawan. Dari mata yang mengitai setiap kemewahan yang mulus penuh rakus, mengalirlah air kecewa kegagalan. Dari mata yang redup merenung Hari Akhirat yang dirasakan dekat, mengalirkan air mata insaf mengharap kemenangan.
"Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang." (al- Hasyr: 20) Sabda Rasulullah s.a.w. "Ada dua titisan yang ALLAH cintai, pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh kerana takutkan ALLAH."
Oleh itu berhati-hatilah dalam tangisan, kerana ada tangisan yang akan mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia untuk selama-lamanya. Seorang yang berdosa yang menangis kerana dosanya adalah lebih baik daripada Abid yang berangan-angan tentang Syurga mana kelak ia akan bertakhta. Nabi bersabda :
"Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takbur."
Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal, takut-takut tidak diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sedar diri kosong daripada amalan.
Lupakah kita Nabi pernah bersabda :
"Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa,akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis."
Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka. Namun, Allah s.a.w. telah berfirman :
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,pada hal ianya amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah : 216)Bukankah Nabi pernah bersabda: "Neraka dipagari nikmat,syurga dipagari bala." Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari. Kerana engkau belum tahu, nasibmu dipuak kanan atau dipuak kiri. Di sana, lembaran sejarahmu dibuka satu persatu, menyemarakkan rasa malu berabad-abad lamanya bergantung kepada syafaat Rasulullah yang dikasihi Tuhan. Kenangilah, sungai-sungai yang mengalir itu banjiran air mata Nabi Adam yang menangis bertaubat, maka suburlah dan sejahteralah bumi kerana terangkatnya taubat. Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata : "Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu." Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya : "Kenapa engkau menangis?" "Aku tidak mempunyai anak lagi untuk dihantar berperang," jawabnya. Ibnu Mas’ud r.a. berkata: " Seorang yang mengenal al Quran dikenali apabila waktu malam ketika orang lain tidur dan waktu siangnya ketika orang lian tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusyuknya di waktu orang lain berbangga. Seharunya orang yang mengerti al Quran itu tenang, lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam lalai, bersuara keras dan pemarah
Tanyailah orang-orang yang soleh mengapa dia tidak berhibur: "Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati tu di belakang kami,kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah Allah. Menangisah di sini, sebelum menangis di sana..

Wednesday, June 9, 2010

Akan Kuhantar Kau Ke Bulan Dengan Basikal

Hashim menghantar pandangannya jauh-jauh, melewati sawah sekangkang kera yang diusahakan datuknya. Tidak berapa hari lagi dia akan berangkat meninggalkan kampungnya yang kecil nan permai ini. Satu-satunya kampung kecil yang namanya dicatatkan dalam peta Tanah Melayu cetakan Universiti Oxford, rumah orang-orang intelek di negara atas angin sana. Entah mengapa nama kampungnya tercatit, Hashim juga kurang pasti. Mungkin kerana lokasinya yang terletak pada laluan penting antara dua pekan di bumi kancil mengalahkan anjing ini. Mungkin sahaja penyebabnya ialah cerita-cerita lama yang berunsur tahyul itu. Hikayat yang menyebut sesiapapun yang melintasi kampung ini akan menjadi bisu untuk beberapa waktu. Hingga akhirnya kampung ini mendapat nama Brisu, kononnya bermuasal dari perkataan ‘bisu'. Orang-orang putih, sang penjajah itu mungkin takut amat menjadi bisu, lalu tak berlengah memetakan lokasi kampung kerdil ini dipeta dunianya yang tersohor, agar dapat dihindari sekiranya mungkin. Begitu agaknya.
Apapun, di hati Hashim, angin ketenangan tetap berhembus. Mengelus-elus lembut dan meniup pergi lain-lain keresahan jauh-jauh. Sungguh mengasyikkan.
Setiap malam juga Hashim memasang mimpi yang satu itu. Mimpi yang sama berulang-ulang. Sejak dia mula menginjak kaki ke sekolah hingga ke malam kelmarin. Dan tak berapa ketika lagi mimpi itu akan bertandang ke alam wujud.
Dia akan ke Maktab Perguruan Sultan Idris di Tanjung Malim untuk mengikuti kursus perguruan. Dia akan keluar nanti sebagai seorang guru. Seorang Cikgu!
Ah, bahagianya hati.
Hari ini dia mahu ke rumah Tok Mudim, meminjam basikal Raleigh tua orang tua itu yang sudah bertahun diguna buat ke majlis khatan. Reputasinya sangat meyakinkan hingga dia masih memonopoli kerja ini. Sangat berpengalaman hingga sudah mendewasakan beratus-ratus budak (jika di kira sedari awal penglibatannya dalam urusan potong-memotong ini). Dan termasuk dalam senarai budak-budak itu ialah Hashim sendiri!
Basikal itu mahu dikayuhnya buat melihat sekolah yang paling mungkin dia mencurahkan khidmat baktinya nanti. Sekolah Rendah Simpang Ampat yang terpisah hampir 12 batu setengah dari kampungnya.
Sungguhpun demikian jauh, Hashim berasa tidak apa-apa. Hatinya adalah sumbu ilmu. Darahnya adalah minyak. Keikhlasannya adalah percikan api yang menyalakan sumbu tadi lalu menghasilkan tenaga bakar yang tak kunjung habis. Meski bertambah beberapa puluh kilometer lagi pun dia akan menyanggupinya. Demi yang namanya pendidikan.
Tok Mudim tidak menerima apa-apa tempahan untuk hari ini. Maka basikal tua itu layak dipakai buat ke tempat-tempat selain biasanya dan Hashim akan mengayuh merentasi beberapa buah kampung sebelum tiba ke destinasi lawatan sambil belajarnya itu.
Setelah berbasa-basi dengan Tok Mudim, Hashim pun berhasil meminjam basikal itu buat tunggangannya. Dia memulakan perjalanan dengan senyum berseri.
Jalan tanah merah itu jarang-jarang sekali dilalui kenderaan. Jika ada pun kereta Morris Mini Minor milik Penghulu Dollah dan lori-lori yang mengangkut askar atau menghantar barang-barang runcit ke kedai-kedai koboi sepanjang jalan tersebut.
Hashim menelusuri jalan itu dengan kayuhan-kayuhan penuh semangat. Peluh berkucur hingga baju yang dipakainya basah lencun. Matahari seakan mahu bersaing menunjuk semangat dengan Hashim. Semakin tegak terpacak tekad Hashim, semakin galak matahari menyeringai. Namun Hashim tak mahu kalah kerana ini adalah jalan yang dipilihnya. Sudah sekian lama, sudah jutaan doa terpanjatkan. Sudah hampir dimakbulkan. 12 batu setengah bukan apa!
Hingga dia akhirnya dia sampai di hadapan bangunan kayu yang dipagari dengan kawat berkarat. Sebuah papan usang bertulis Sekolah Simpang Ampat tergantung dihadapan laluan masuk utama(terdapat banyak laluan tidak rasmi yang terbentuk akibat pagar yang sudah reput).
Hari ini hari Ahad. Justeru tiada kelibat yang kelihatan di sekolah. Esok sekolah akan meriah seperti selalu. Dan nanti dia juga akan menyertai kemeriahan itu. Berharap dapat menghangatkannya.
Hashim membiarkan basikal Raleigh tua itu bersandar di pagar buruk sekolah. Dia langsung ke tapak perhimpunan. Naik ke pentas tempat Guru Besar selalu berdiri memberi ucapan. Hashim membayangkan hari pertamanya nanti di sekolah itu. Pasti dia akan diminta memperkenalkan diri dan berkongsi harapan dan cita-citanya. Dia mahu melihat reaksi pada wajah setiap anak Melayu yang bersekolah di situ. Dia juga mahu menyaksikan tindak balas guru-guru lainnya. Dia mahu Guru Besar berbangga menerima guru sepertinya. Dia mahu...
"Tak mahu! Aku kata aku tak mahu!!"
Hashim tersentak. Tiba-tiba terdengar suara nyaring anak kecil dari balik bangunan sekolah. Seolahnya meronta minta dilepaskan. Hashim perlahan-lahan mampir. Di balik bangunan itu dia mendengarkan dialog-dialog berikut:
"Kau bagi semua kuih yang ada dalam bakul kau tu pada aku. Baru aku lepaskan kau hari ni!"
"Tak mahu! Ini kuih mak aku yang suruh jual. Kalau kau ambil apa yang mahu aku katakan pada mak aku? Dia akan bersedih nanti!"
"Aku peduli apa dengan mak kau? Yang penting sekarang aku lapar!"
"Duit jualan kuih ni mak nak buat belanja sekolah untuk adik-adik. Kau tak boleh rampas!"
"Ah...! Persetankan sekolah! Apa yang mereka dapat dengan ke sekolah? Membuang masa sahaja! Dimarahi guru, kerja sekolah begitu banyak, buat itu, buat ini. Lebih baik kau menjadi kuli di ladang, langsung mendapatkan wang. Bagi aku kuih-kuih itu, sekarang!"
Anak yang kelihatan lebih tua itu merengkuh bakul yang tergantung kemas di lipatan siku anak kecil tadi. Mereka bergelut. Si kecil enggan melepaskan bakul dan kuih-kuihnya. Si besar pembuli menggunakan seluruh kudrat lelakinya. Merebut sebakul kuih. Mempertahankan masa depan adik-adiknya. Di puncak pergelutan, bakul tadi terlerai dari pegangan si anak kecil. Kuih-muih di dalamnya melayang-layang di udara sebelum jatuh ke tanah berlumpur.
Terlalu cepat hingga Hashim tidak berpeluang meleraikan pertelingkahan itu.
Melihatkan Hashim datang, si besar segera bubar. Ghaib setelah susup-sasap entah ke mana. Hashim segera mendapatkan si kecil yang sudah dihujani air mata dan esak tangis yang mengharukan. Lututnya berdarah. Bajunya yang sedia lusuh itu dikotori lumpur lagi. Kuih-kuihnya habis bertaburan tidak berupaya diselamatkan lagi.
Hashim habis simpati pada anak kecil ini. Dia meraup wajahnya yang dikotori tanah.
"Sudahlah. Berhenti menangis anakku..."pujuk Hashim sambil mengusap lembut belakang anak kecil itu. Esaknya bertambah. Begitulah anak kecil, bahkan yang dewasa sekalipun. Bila mendapati ada orang yang bersimpati, kita akan habis kuat melepaskan segala rasa sedih di hati. Hashim membiarkan anak kecil itu menangis sepuasnya. Di dalam dakapannya.
Seketika kemudian, tangisnya surut. Tinggal sedu-sedan yang tak tertahankan meski dia kelihatan berusaha menguranginya. Apalah nasib engkau wahai anak kecil.
"Siapa namamu?"
"Ahmad,"
"Ahmad tinggal di mana?"
"Kampung Sungai Sungai Buloh,"
"Mari sini aku hantarkan kau balik, mahu?"
Ahmad mengangguk lemah. Hashim mengambil bakul yang keciciran isinya tadi. Melihatkan bakul itu, Ahmad menangis semula. Hashim terkedu. Dia lalu mengangkat Ahmad duduk di pelantar basikal Tok Mudim. Hashim harus mula berkayuh. Tak lama lagi hujan akan turun. Mendung sudah mula mengambil tempat di dada langit.
Hujan turun.
Mencurah-curah seakan langit kebocaran tak tertampung-tampung. Hashim segera mencari mencari tempat teduh. Dia menemukan pondok kecil di tepi jalan. Mungkin gerai menjual buah-buahan di hari lainnya. Dia menurunkan Ahmad dan duduk di sebelah anak kecil itu. Mereka sama-sama sudah basah.
"Bapamu kerjanya apa ya?"
"Bapak sudah mati."
"Oh, maafkan aku. Innalillahi wainna lillahi raji'un..."
"Lalu sekarang kau tinggal bersama makmu?"
"Ya. Juga dengan adik-adikku yang lain,"
"Berapa orang semuanya?"
"Enam,"
"Termasuk engkau?"
"Terkecuali,"
"Oh,"
Dalam bual-bual itu Hashim mendapat tahu yang Ahmad sedang berusaha keras untuk menunaikan hasrat arwah bapanya yang mahu anak-anaknya bersekolah. Meski mereka keluarga yang susah dari sisi materinya, namun mereka nampak terpenuhkan dengan semangat untuk menjalani kehidupan ini dengan nilai-nilai Islami. Ahmad sangat besar hatinya. Dia sanggup mengorbankan dirinya demi menyara adik-adiknya yang lain untuk bersekolah. Alasan klasik untuk cerita klasik. Dia keluar saban hari mencari pembeli kuih-muih emaknya yang sakit-sakit di rumah.
"Apa kau tidak punya cita-cita untuk ke sekolah, Ahmad?"
Ahmad cepat-cepat berdiri dan memandang tepat Hashim.
"?"
"Aku bahkan mahu bersekolah hingga aku boleh pergi bulan!" Di mata Ahmad seakan-akan terpasang api yang terang-benderang dan penuh tenaga. Bisa dirasakan kehangatannya, menghapus sejuk sejatan air hujan di baju dan badan. Ahmad sangat bersungguh.
Hashim tercengang.
Mimpi apa yang dipasang budak hingusan ini? Pada tahun-tahun darurat ini masing-masing mahu meloloskan diri dengan mencukupkan makan dan pakai. Tidak terfikirkan untuk ke sekolah, apatah lagi mahu ke bulan!?
Hashim cepat sedar semula. Sebagai guru dia mesti menjadi orang yang mendokong impi-impi anak-anak didiknya. Meski bunyinya absurd. Tidak pernah mendengarkan cita-cita seperti itu. Tetapi apa yang dapat membataskan cita-cita manusia?
Hashim tersenyum lebar. Dia sangat gembira seolah baru menemukan sebutir permata mentah yang terbesar di dunia. Permata itu sekarang masih kelihatan kelam, belum berbentuk hebat dan tidak kelihatan mahal. Masih menunggu untuk dicanai. Dan dengan tangannya, dengan kepakarannya, dengan kesungguhannya, Hashim diam-diam memasang tekad untuk menjadikan Ahmad anak muridnya nanti. Biar belanjanya dia tanggung. Biar dia nanti dapat belajar hingga ke menara gading. Dan dari hujung gading itu, dia akan boleh terbang hingga menggapai bulan yang diimpikannya.
Di luar awan hitam sudah bersurai.
Hashim kembali mengangkat Ahmad ke pelantar basikalnya. Senyumnya masih belum putus. Hari ini dia menerima murid pertamanya. Ahmad.
"Ahmad, cikgu akan hantar kau ke bulan dengan basikal ini!"
"?"

Giliran Ahmad pula terpinga-pinga kehairanan. Hashim ketawa gembira. Dia mengayuh basikalnya perlahan-lahan menghampiri kampung Ahmad. Di langit sekarang pelangi sedang bermain-main ceria. Seceria Hashim

PENGAJARAN DARI PERANGKAP TIKUS

Sepasang suami dan isteri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan gelagat sambil menggumam, "hmmm... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar agaknya?". Ternyata, yang dibeli oleh petani hari itu adalah perangkap tikus. Sang Tikus naik panik bukan kepalang. Ia bergegas lari ke sarang dan bertempik, "Ada perangkap tikus di rumah! Di rumah sekarang ada perangkap tikus!!"

Ia pun mengadu kepada ayam dan berteriak, "Ada perangkap tikus!" Sang Ayam berkata, " Tuan Tikus, Aku turut bersedih tapi ia tak ada kena-mengena dengan aku." Sang Tikus lalu pergi menemui Sang Kambing sambil berteriak seperti tadi. Sang Kambing pun jawab selamba, "aku pun turut bersimpati, tapi tidak ada yang boleh aku buat. Lagi pun tak tak ada kena-mengena dengan aku." Tikus lalu menemui Sang Lembu. Ia mendapat jawapan sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali. Takkanlah sebesar aku ni boleh masuk perangkap tikus?" Dengan rasa kecewa ia pun berlari ke hutan menemui ular. Sang ular berkata, "Eleh engkau ni. Perangkap tikus yang sekecil itu takkanlah nak membahayakan aku."
Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah kerana mengetahui ia akan menghadapi bahaya seorang diri. Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara berdetak perangkap tikusnya berbunyi menandakan umpan dah mengena. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa yang jadi mangsa. Ekor ular tersebut yang terperangkap membuatkan ular itu semakin ganas dan menyerang isteri pemilik rumah.
Walaupun si suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, isterinya tidak sempat diselamatkan. Si suami pun membawa isterinya ke klinik berhampiran. Beberapa hari kemudian isterinya sudah boleh pulang namun tetap sahaja demam. Isterinya lalu minta dibuatkan sup kaki ayam oleh suaminya kerana percaya sup kaki ayam boleh mengurangkan demam. Tanpa berfikir panjang si Suami pun dengan segera menyembelih ayamnya untuk mendapatkan kaki untuk dibuat sup.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih juga isterinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sungguh orang datang melawat jenazahnya. Kerana rasa sayang suami pada isterinya, tak sampai hati pula dia melihat orang ramai tak dijamu apa-apa. Tanpa berfikir panjang dia pun menyembelih lembunya untuk memberi makan orang-orang yang berziarah.
Dari kejauhan, Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Begitulah kisahnya. Jadi pengajarannya, jika suatu hari, anda mendengar seseorang dalam kesusahan dan anda pula mengira itu bukan urusan anda, fikirkanlah sekali lagi. Wallahu a'lam.


Tuesday, June 8, 2010

catatan rohani

“Jika engkau menghadapi dunia dengan jiwa lapang,engkau akan memperoleh banyak kegembiraan yang semakin lama semakin bertambah,semakin luas, duka yang makin mengecil dan menyempit.Engkau harus tahu bahawa bila duniamu terasa sempit,Sebenarnya jiwamulah yang sempit bukan dunianya.”(Ar-Rafi’i)
Segala puji bagi Allah yang telah meletakkan hati dan langkah kita dalam kebersamaan di jalan dakwah ini. Semoga limpahan kasih sayangNya sentiasa terhimpun pada kita.Saudaraku,Kisah orang-orang soleh terdahulu sentiasa menjadi sebutan dek kerana kemantapan jiwa mereka dalam memandang kehidupan dunia.
Suatu hari, Ibrahim An Nakh’I keluar berjalan bersama temannya, seorang yang buta. Setelah lama menyusuri jalan, rakannya yang buta mula bersuara, “Ya Ibrahim, orang-orang yang melihat kita ramai yang menghina kita dengan panggilan itu orang buta, orang pincang.” Orang buta itu seakan-akan tertekan dengan panggilan tersebut. Lalu Ibrahim dengan tenang menjawab, “kenapa engkau begitu terbeban memikirkannya? Jika mereka berdosa kerana menghina kita sedangkan kita mendapat pahala, lalu kenapa?”Fudhail Bin Iyadh, seorang ulama Tabi’in yang cukup terkenal dengan ketakwaannya menceritakan, suatu ketika, saat beliau sedang duduk di masjidil haram, beliau didatangi seseorang yang sedang menangis. Fudhail bertanya, “kenapa engkau menangis?” Lalu orang itu menjawab, “aku kehilangan beberapa dinar yang aku pasti ianya telah dicuri.” Fudhail kembali menyoal, “apakah disebabkan dinar itu sahaja engkau menangis?” Orang tersebut lantas memberi jawapan yang sungguh mengejutkan. “Tidak, aku menangis kerana aku tahu bahawa kelak aku akan berada di hadapan Allah dengan pencuri itu dan aku sangat kasihan akan nasib pencuri itu nanti. Itulah yang membuatkan aku menangis...”Iman seperti apakah yang mereka miliki wahai saudaraku? Ujian dunia langsung tidak melemahkan semangat juang mereka. Mungkin mereka berduka, bersedih, kecewa atau barangkali naik kemarahannya. Namun mereka masih mampu mengawal hati mereka, tetap redha, kekal tenang hasil daripada sikap lapang dada yang mereka miliki. Alangkah indahnya...Saudaraku,Kisah-kisah seperti itu seharusnya membuatkan kita mengerti bahawa jika kita tidak lapang dada dan tidak mudah bersabar, kita pasti akan menjadi orang yang paling menderita di dunia ini. Ini kerana, penderitaan terbesar adalah jiwa yang cepat goyah dan bimbang saat menghadapi sesuatu yang sebenarnya remeh. Persoalan remeh yang kita lihat secara keliru, kemudian mengakibatkan sempitnya dada, kesal hati, murung, dukacita, air mata dendam sehingga waktu rehat terganggu dek kerana fikiran yang berkecamuk.Jika itu yang terjadi, pastinya tiada amal-amal besar yang dapat kita lakukan. Hal ini kerana, amal-amal besar hanya lahir daripada jiwa yang tenang, hati yang lapang, penuh redha, serta fikiran yang terurus.Itulah sebabnya, Sheikh Mustafa Masyhur mensyaratkan nafasun thawil atau nafas panjang perlu ada pada pejuang-pejuang Islam. Baginya, jalan perjuangan yang panjang tidak akan mampu dilalui oleh orang-orang yang ber ‘nafas pendek’, mudah goyah dan tidak sabar.Dalam perjalanan yang panjang ini,Kita sebenarnya mampu untuk menjadi seperti mereka. Syaratnya adalah, kita tahu dan sedar ada matlamat yang lebih besar yang ingin kita capai bersama di hujung perjalanan dakwah ini.Malah, ia lebih penting daripada apa pun peristiwa yang berlaku di dunia ini.Tiada ertinya dan betapa kecilnya kehidupan dan kemewahan di dunia ini apabila kita telah bersedia untuk berjuang memburu redha Allah.Nadu’llah atthabat ‘ala tariqihi..
DISEDIAKAN OLEH:ABDUL HAKIM B ADZMAN
AJK KREKS PEMBINA DHL

zaman keemasan ISLAM ANDALUSIA

Frase Dalam Bahasa Arab Kerap Ditemui Pada Ukiran Dinding Bangunan Bersejarah Peninggalan Islam di Andalusia
(SuaraMedia) – Tidak ada pemenang selain Allah . Demikian frase dalam bahasa Arab yang kerap ditemui pada ukiran dinding bangunan bersejarah peninggalan Islam di Andalusia atau Spanyol.
Setidaknya, lebih dari 100 kali tulisan tersebut tercantum sebagai hiasan dinding berbagai bangunan yang ada. Ini bukan tanpa sebab, mengingat frase tadi adalah motto dari Dinasti Nasrid yang pernah berkuasa di Granada, Andalusia, sejak tahun 1238 hingga pengambilalihan oleh Spanyol pada 1492.Selain itu, tulisan kebahagiaan abadi , juga turut mendominasi corak ukiran dinding. Ini adalah semacam ungkapan harapan kepada Allah SWT bagi segenap penguasa Granada ketika itu.
Lainnya yakni pesan atau kalimat bijak mengenai esensi kehidupan dan hubungan dengan Sang Pencipta. Semisal, Berhematlah dalam berkata-kala maka engkau akan menemukan kedamaian atau bersukacitalah dalam kesenangan karena Allah akan menolongmu.
Demikian sekelumit gambaran keindahan kata, ukiran dan kaligrafi yang terdapat pada bangunan-bangunan Islam di Spanyol. Sayangnya, sebagian besar belum sepenuhnya didalami maknanya, lantaran masih sedikit dilakukan kajian.
Memang, hal tersebutlah yang selama berabad-abad lamanya, membuat para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia takjub. Kedalaman makna di balik ukiran-ukiran (kaligrafi) di dinding dan di langit-langit Istana Alhambra, benar-benar memesona.
Oleh karenanya, sejumlah peneliti pun berinisiatif untuk membuat katalog sekaligus berusaha menguraikan maksud dari ukiran-ukiran tadi. Dari penjelasan seorang penyidik kajian Arab di Dewan Peneliti Ilmiah di Spanyol, Juan Castilla, amatlah janggal bila di abad 21 ini, belum ada katalog yang komprehensif yang menguak makna di balik ukiran maupun kaligrafi Islam itu.

Para peneliti lantas memakai berbagai perangkat teknologi canggih, antara lain kamera digital serta pemindai laser tiga dimensi. Dengan teknologi ini, memungkinkan para peneliti membaca ukiran itu tanpa perlu menyentuhnya.
Upaya itu tak lepas dari kendala. Banyak kaligrafi di Istana Alhambra yang terdapat di pilar tiang penyangga sehingga menyulitkan untuk dapat dibaca dari bawah. Selain itu, banyak tulisan yang tak sulit dibaca karena para pengukir masa lalu memakai huruf kursif.
Diharapkan, paling tidak katalog nanti dapat merangkum sekitar 65 persen dari ukiran dan tulisan kaligrafi ini. Kemudian, para peneliti akan mencoba menerjemahkannya ke dalam bahasa Spanyol pada akhir tahun ini, untuk kemudian dialihbahasakan ke bahasa Prancis dan Inggris.
Proyek tersebut direncanakan rampung tahun 2011, setelah mulai dikerjakan sejak tahun 2002 lalu. Selama kurun waktu itu, sudah sebanyak 3.116 dari 10 ribu tulisan dan ukiran kaligrafi yang diketahui maknanya.
Istana Alhambra dibangun pada abad ke-13 dan berada di wilayah selatan Granada. Istana tersebut merupakan ‘permata bagi Eropa’ dari arsitektur Islam. Kini, istana tersebut dijadikan pusat pariwisata yang paling menyedot perhatian dengan jumlah pengunjung 3,1 juta per tahun.
Sejak tahun 1236 M, kekuasaan Islam di Spanyol kian melemah. Wilayah Muslim yang semula meliputi hampir seluruh semenanjung Iberia, hanya tersisa wilayah Granada yang dipimpin Muhammad ibn Alhamar.
Pada tahun 1497 Kerajaan Islam Granada jatuh ke tangan tentara gabungan kerajaan Aragon dan Castilla (Isabella-Ferdinand ). Mereka lantas mengusir orang-orang Islam untuk keluar dari tanah Spanyol. (rpb) SuaraMedia.Com

Berita Lainny

Friday, June 4, 2010

ERTI PERSAHABATAN

Bagaimana bisa ku nilai persahabatan?
tak terjangkau tanganku untuk menggapainya,
mindaku juga sering keliru memikirkannya,
begitu juga lidahku yang kerap kali kelu,
semakin ku fikirkan, semakin bercambah pertanyaan,
entah bagaimana untuk ku temu jawapannya.
Cukupkah persahabatan jika harta jadi cagaran?
yang kaya pasti berteman dan yang miskin dicemuh,
Atau yang bercambah disebalik kuasa digenggaman,
pasti dikelilingnya teman yang bisa berdampingan
apakah persahabatan itu penceria suasana?
ataupun penglipur lara tatkala bersedih,
Teman itu yang bisa membuat hati senang
tapi ku tak mahu yang membiarkanku terleka
Jika begitu, yang sering menegur itulah teman
menegur hingga ku bisa terluka dan bersedih?
ku tidak pasti bisakah ku menanggungnya,
kerana itu perlunya bil hikmah.
Lantas bagaimana harus ku kenal mereka,
teman mahupun yang mengambil kesempatan,
teman itu bisa kau kenal sepanjang hidupmu,
kau melihat,
menghayati dan menilai mereka,
tak semestinya teman itu sentiasa bersamamu
tapi semangatnya itu sentiasa mengiringimu
aku sahaja yang inginkan teman yang baik,
mungkin indah impian ini buat diriku,
tapi persahabatan itu bukan untuk seorang sahaja,
mereka juga inginkanku sebagai teman mereka,
itu cagaran biasa dalam berteman,
dan ku juga harus menjadi teman yang baik.

Luahan hati jacknaim
didedikasi buat semua temanJACKNAIM[ http://jacknaim.blogspot.com

Hadis 1 :
“ Agama itu dilihat daripada temannya, maka hendaklah kamu melihat dengan siapa kamu berkawan…”
Natijah dari hadis 1 : Kalau nak jadi Baik.. Kita kena cari kawan yang baik…
Hadis 2 :“ seseorang itu adalah cermin saudaranya”
Natijahnya : kalau kita nak jadi kawan yang baik…. Kita kena jadi orang yang BAIK….
Kekadang pernah saya ditanya tentang bab-bab persahabatan ni... adakah persahabatan ini perlu bersyarat (cagaran)?? Sehingga syarat untuk mengikat tali persahabatan itu perlu memenuhi setiap syarat yang diingini oleh kita sendiri.... sebagaimana ungkapan dari sajak erti persahabatan tadi... seakan-akan syaratnya persahabatan itu perlu kecukupan pada cagaran timbunan harta, atau sebagai penglipur lara yang menceriakan ketika sedih , atau memerlukan kawan yang syaratnya perlu pandai menegur kesilapan kita dengan hikmah...Sahabat Bukan Kawan
Namun tidak dapat tidak, kita kena yakin bahawa persahabatan, rakan-rakan dan teman-teman sekeliling merupakan pengaruh yang besar terhadap diri individu seperti kita semua...Mengapa teman seperjuangan Nabi Muhammad s.a.w digelar sahabat, bukan kawan?Kehadiran mereka pada setiap peringkat usia Nabi, membawa peranan dan kesan yang berbeza sesuai dengan keadaan Nabi ketika itu. Seperti kewujudan para sahabat dalam kehidupan Nabi, seakan dirancang dengan sebegitu rapi bagi menemani susah senang kegetiran menggalas beban sebagai pemikul amanah Allah S.W.T.

1. Abdul Mutalib : pemelihara ketika anak yatim ini membesar
2. Abu Talib : pelindung setia
3. Siti Khadijah : penenang jiwa
4. Abu Bakar : susah bersama
5. Umar : nadi kekuatan,
6. Uthman : Taat setia,
7. Ali : pemuda tangkas…
dan ramai lagi para sahabat yang jika di bariskan dan di nyatakan karakternya, semuanya berperanan. Abu Hurairah, Salman Al-Farisi, Khalid Al-Walid, Abdul Rahman bin Auf dan lain-lain.Tidak kurang juga Nabi berdepan dengan mereka yang bermuka-muka seperti Abdullah Bin Ubai dan beberapa tokoh munafik yang lain. Di hadapan Nabi Muhammad SAW dia berjanji tidak memusuhi baginda, tetapi di belakang dia berbuat sebaliknya. Saya terkesan bila membaca kisah Rasulullah dalam ketika baginda dan Umar menziarahi Ketua Munafik Abdullah Bin Ubai yang sedang nazak menunggu saat-saat kematiannya tatkala baginda menyelimuti Abdullah Ubai dengan jubahnya yang diminta oleh nya (Abdullah Ubai) sehinggakan menimbulkan perasaan kurang senang oleh Saidina Umar R.a ;
Setibanya mereka di tempat pembaringan Abdullah bin Ubai, yahudi tua itu berkata kepada NabiMuhammad SAW, "berilah saya jubah tuan itu, saya ingin menjadikannya selimut apabila ajal saya sampai.
" Nabi Muhammad SAW pun membuka jubah baginda yang paling bagus itu lalu baginda sendiri yang menyelimutkannya ke atas tubuh Abdullah bin Ubai.
Dalam perjalanan pulang Umar bin Khattab berkata;
"Wahai Utusan Allah, tuan ini bagaimana?Bukankah yahudi itu musuh ketat tuan?""
Bukan, saya tidak memusuhinya. Dia yang memusuhi saya,"jawab baginda Rasullah SAW.
"Dia itu ketua kumpulan hipokrit yang telah banyak menyusahkan kita.," kata Umar.
"Betul," sambung Rasulullah SAW.
"Untung betul nasib Yahudi itu, dapat mati dengan selimut jubah tuan.Kami yang menjadi sahabat tuan sendiri, belum tahu dapat nasib sebaik nasibnya," kata Umar."
Jangan saudara berfikiran sempit seperti itu," kata Rasulullah SAW.
"Mengapa tidak boleh?" Umar bertanya.
"Adakah saya tidak boleh menyenangkan hati yahudi itu sebentar sebelum dia mengalami seksa berpanjangan di neraka?" Kata Rasulullah SAW
Umar diam sahaja mendengar kata-kata Rasulullah SAW.
Kemudian Nabi Muhammad SAW menyambung, "Abdullah bin Ubai tidak selamat walaupun dengan memakai jubah saya. Jubah saya tidak dapat menyelamatkan sesiapapun. Apa yang dapat menyelamatkan seseorang itu daripada seksa neraka adalah iman dan amalan baiknya sendiri."
Begitu agung sifat dan akhlak Nabi bila bersama insan disekelilingnya. Kesemuanya insan yang berdiri di sekeliling nabi samaada mereka yang menemani perjuangan atau yang menjadi guntingdalam lipatan ; yang menyulitkan usaha dakwah sepanjang kehidupan baginda. Baginda tidakmeletakkan apa-apa syarat untuk memisahkan baginda dengan insan tersebut. Menjadikan nabi antara tokoh pemimpin agung yang mempunyai warisan legasinya.Namun hakikatnya, sepanjang perjalanan menyampaikan misi dakwah lembaran suci, Nabi pasti ditemani para sahabat-sahabatnya. Sokongn sepenuh masa insan sekeliling, antara faktor kehebatan peribadi Al Amin.Jelas dari Sirah nabi menyaksikan, semulia-mulia dan sehebat-hebat insan seperti baginda SAW masih memerlukan bantuan insan lain utk menjalani kehidupan seharian, sedangkan dalam apa sahaja urusan , baginda mungkin sahaja boleh terus memohon dengan Allah yang sentiasa memakbulkan doanya.Disinilah perbezaan antara Al-Khaliq pencipta 7 petala langit, 7 petala bumi dan segala isinya jika dibandingkan dengan seorang hamba yang hidupnya bergantung sesama hamba pada setiap ketika.Erti Cinta Persahabatan Nabi kepada Ikhwan yang merentasi zaman.Saya juga teringat akan kisah Nabi dan para sahabatnya.
Kisah pertemuan baginda dengan sahabat- sahabatnya.
Di saat mana Rasulullah mengatakan dia merindui saudara-saudaranya, suasana di majlis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna.
"Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? "Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangka n kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian baginda bersuara:"Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.
"Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda:
"Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam seketika.
Kemudian mereka berkata lagi," Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."
"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada ditengah-tengah kau," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu.
Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.Mungkinkah yang dirindui oleh baginda SAW dalam hadis itu adalah kita semua yang hidup di abad ini?? Apakah kita meletakkan syarat untuk menerima sayang rindu Nabi Kepada kita ??Kita yang harus meletakkan syarat atau kita yang perlu berpandukan syarat ? iaitu syarat wajib untuk menerima bahawa yang dirindui oleh baginda SAW terhadap umatnya di zaman selepas baginda ialah mereka yang ada pengorbanan dalam keimanan mereka ..Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan dibuktikan dengan kesungguhan beramal dengan Sunnahnya. Dan salah satu dari amal sunnah baginda ialah mengasihi sahabat-sahabat sekeliling kita sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri.
Sabda Rasulullah saw. "Demi Allah yang memakmurkan dunia, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, kamu tidak akan beriman sehinggalah kamu berkasih sayang antara satu sama lain" (H.R. Muslim).
Sabda Rasulullah SAW " Tidak beriman seorang daripda kamu sehingga dia mengasihi saudaranya sepertimana dia mengasihi dirinya sendiri."
Dalam hadis yang lain Rasul bersabda " Orang mukmin itu dalam kasih sayang dan kemesraan serta simpati sesama mereka bagaikan sebatang tubuh. Jika mana mana anggota tubuh mengalami kesakitan, maka seluruh tubuh akan merasainya."Moga kita sebahagian dari yang dirindui Rasulullah SAW

erti persahabatan

1. Persahabatan adalah satu satunya pintu kebebasan kita.Banyak perkara yang tak dapat kita nyatakan kepada isteri sekali pun,tetapi dapat dinyatakan kepada sahabat.Persahabatan yang jujur adalah salah satu tangga kenaikan.
2. Supaya beroleh sahabat,hendaklah diri sendiri layak buat disahabati orang.
3. Sahabat mu suka pada mu, tetapi tidaklah tiap tiap orang yang suka kepada mu itu adalah sahabat mu.
4. Kesenangan hidup mu adalah memperbanyak teman,tetapi bukti persahabatan yang setia ialah diwaktu kesukaran.
5. Yang semulia mulia kewajipan bersahabat ialah mengetahui kehendak dan kemahuan sahabat mu sebelum dikatakan.Dan perkenankan permintaannya sebelum dimintanya.
6. Kalau mempunyai banyak sahabat, janganlah jadi sahabat untuk seorang sahaja.
7. Kalau sahabat mu tertawa,hendaklah dikatakan apa sebab dia senang , kalau sahabat mu menangis,engkau mesti periksa apa sebab dia susah.
8. Jika engkau memberi sesuatu pada sahabat mu,bererti memberikan kepada diri mu sendiri.
9. Bila orang telah merasa dirinya besar,dia lupa akan salahnya,hanya sahabat yang setia yang sanggup membuka matanya.
10. Teman yang 'berudang disebalik batu' adalah seumpama anjing ditepi jalan,yang ditujunya hanya tulang yang akan dilemparkan kepadanya,bukan tangan yang melemparkan tulang itu.